Rabu, 29 Februari 2012

Data Durable Goods Picu Aksi Jual Minyak

 29 Februari 2012

Harga minyak mentah AS ditutup turun untuk hari kedua pada hari Selasa akibat aksi profit-taking yang dipicu oleh buruknya data durable goods yang mengalahkan bagusnya data kepercayaan konsumen.

Tingkat pesanan untuk berang tahan lama turun jauh melebihi perkiraan di bulan Januari, turun sebesar 4%— penurunan paling tajam dalam 3 tahun — seiring berkurangnya permintaan untuk perlengkapan
modal.

Menyusul laporan tersebut, sinyal teknikal menunjukkan bahwa koreksi minyak dari dekat $110 per barel masih belum selesai dan laporan suplai mingguan diperkirakan akan menunjukkan kenaikan pada pekan lalu. Kedua faktor ini terus menekan harga minyak.

"Investor cemas atas pergerakan harga yang terlalu cepat — dan minyak bergerak terlalu cepat," ucap Tetsu Emori, manajer dana pada Astramax Co. in Tokyo. "Kita mungkin akan melihat koreksi lebih dalam lagi dan investor akan kembali menyesuaikan posisi mereka sebelum harga mulai bergerak naik kembali."

Emas Berlomba Menuju $1,800

29 Februari 2012

Harga emas naik 1% menuju $1,800 per ons pada hari Selasa dalam ekspektasi mengenai injeksi dana murah dari European Central Bank, sementara perak rally sebesar 4% setelah menembus resisten teknikal kunci.

Emas menguat ke level tinggi 3 bulan, mengikuti euro dan bursa saham AS seiring fokus investor pada kecemasan inflasi yang dipicu oleh langkah ECB yang akan datang untuk menawarkan dana murah untuk perusahaan yang membutuhkan dana investasi.

"Emas dan perak keduanya terangkat oleh ekspektasi belanjutnya aliran likuiditas menuju pasar," ucap Frank McGhee, kepala perdagangan emas pada Integrated Brokerage Services LLC. "Aksi beli besar-besaran dan faktor teknikal yang dominan melejitkan perak, yang berada di level cukup rendah dibandingkan aset lainnya," ucapnya.

Selasa, 28 Februari 2012

Langkah G20, Peringatan dari IMF Menekan Minyak Turun

28 Februari 2012

Minyak turun untuk pertama kalinya dalam 8 hari setelah negara G20 memutuskan untuk menolak permintaan negara zona Eropa untuk menambah dan pinjaman, menguatkan kecemasan bahwa krisis hutang Eropa akan memperlambat perekonomian dan mengurangi permintaan.

Minyak turun sebesar 1.4% setelah G-20 mengatakan pihak Eropa perlu mengkaji kembali ketahanan finansial mereka sebelum negara G20 dapat mempertimbangkan untuk menambah dana bantuan IMF.

Direktur IMF Christine Lagarde memperingatkan bahwa perekonomian dunia “tidak berada dalam zona berbahaya” di tengah rapuhnya sisten keuangan dan tingginya harga minyak.

“Ada peringatakan dari IMF mengenai perekonomian dunia dan kecemasan mengeni Eropa mulai muncul kembali,” ucap Gene McGillian, analis dan broker pada Tradition Energy di Stamford, Connecticut. “Kenaikan pada pasar minyak terlalu berlebihan dan sekarang saatnya untuk sedikit koreksi.”

Emas Tergelincir, Dollar Agak Pulih

28 Februari 2012

Harga emas cukup stabil pada hari Senin, setelah sempat turun bersama euro dan komoditas lainnya seperti minyak mentah, namun aksi beli yang kembali marak setelah emas turun menuju $1,760 per ons memberikan dukungan terhadap harga emas.


"Menurutku pembeli yang ketinggalan rally pekan lalu mulai masuk seiring kita mendekati level $1,760, selama kita memiliki rasio risk-reward yang cukup tinggi, dengan stop di bawah $1,750 dan target menuju $1,800," ucap Ole Hansen, wakil presiden Saxo Bank. "Namun penurunan dapat berlanjut jika harga menembus ke bawah $1,750 pekan ini mengingat banyaknya aksi beli di atas level ini."

Senin, 27 Februari 2012

Minyak Kian Melambung Pasca Laporan Nuklir Iran

27 Februari 2012

Minyak mentah dan brent menambah gain pada hari Jumat setelah laporan dari pengawas nuklir PBB menunjukkan ekspansi besar-besaran pada tambang uranium di Iran.

Laporan dirilis seiring konsumen minyak Iran di Eropa memangkas pembelian menjelang embargo Uni Eropa terhadap minyak Iran yang efektif tanggal 1 Juli. Beberapa pelanggan besar Iran di Asia termasuk Cina juga telah mengurangi pembelian.

Menteri keuangan AS Timothy Geithner sempat berkomentar bahwa “Iran dapat menimbulkan gangguan berarti pada perekonomian global." Harga minyak naik pasca komentar dari Geithner.

 "Faktor pendukung datang dari sisi suplai – Iran, Iran dan Iran, dengan sedikit Siria dan Sudan," ucap Christopher Bellew, broker pada Jefferies Bache di London. "Minyak tidak akan berada di level saat ini
jika bukan karena masalah suplai."