Selasa, 31 Januari 2012

Minyak Tergelincir; Fokus Pada Eropa, Iran

Harga minyak tergelincir pada hari Senin dalam sesi yang volatile sehari setelah Iran menunda voting perlemen untuk menghentikan penjualan minyak mentah ke Uni Eropa.

Indeks dollar menguat dan euro terjatuh dari level tinggi 6 pekan terhadap dollar AS seiring berlanjutnya diskusi hutang di Yunani, membuat investor tetap cemas mengenai outlook ekonomi dan permintaan minyak.

Kemungkinan Iran akan mengambil langkah menghentikan ekspor menuju Uni Eropa, bersama dengan data yang menunjukkan sentimen ekonomi Eropa membaik serta suksesnya lelang obligasi di Italia, membantu membatasi penurunan minyak.

"Minyak turun karena Iran belum memangkas penjualan ke Eropa dan indeks dollar menguat, serta masih belum ada kesepakatan di Yunani," ucap Phil Flynn, analis pada PFGBest Research di Chicago.

Emas Berada Dekat Level Tinggi 7 Pekan

Emas sedikit turun pada hari Senin, tertekan seiring pelemahan euro, namun terlepas dari level rendah sesi dan masih berada dekat level tinggi dalam 7 pekan, didukung meningkatnya permintaan.

Pemimpin di Eropa berusaha merekonsiliasi pengetatan dan pertumbuhan pada hari Senin dalam pertemuan untuk menyetujui dana bantuan permanen zona Eropa dan menyelesaikan pakta yang diusulkan Jerman untuk disiplin anggaran yang lebih ketat.

Analis mengatakan mereka yakin emas akan pulih, terutama mengingat kebuntuan restrukturisasi hutang di Yunani.

“Hingga kita mendapat resolusi dalam diskusi hutang Yunani dan apa yang akan diterima pihak swasta untuk haircut, itu akan terus menjadi permasalahan dalam pasar,” ucap Tom Kendall analis Credit Suisse. “Jika ada persepsi resiko meningkat, maka dana akan mengalir dari negara Eropa dan menuju emas.”

Senin, 30 Januari 2012

Iran Hentikan Suplai, Minyak Kokoh

Harga minyak cukup kokoh pada hari Jumat seiring voting parlemen di Iran untuk menghentikan ekspor ke Uni Eropa membuat ketidakpastian terhadap suplai menjadi fokus dan mengalahkan data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat pada kuartal keempat.

Parlemen Iran pada hari Minggu akan mempertimbangkan kebijakan untuk menghentikan ekspor minyak ke Uni Eropa pada pekan depan, lebih cepat dari embargo Uni Eropa terhadap minyak Iran pada bulan Juli.

Minyak mentah AS pulih dari pernurunan sebelumnya setelah data ekonomi AS menunjukkan GDP pada angka 2.8% di kuartal keempat, laju tecepat dalam 1-1/2 tahun, namun kurang dari perkiraan sebesar 3.0%.

"Minyak turun akibat data GDP, namun masih terbantu karena Iran mungkin akan membatalkan kontrak dengan Eropa," ucap Rob Montefusco, broker pada Sucden Financial. Sebuah survei sentimen konsumen di AS bulan Januari dirilis lebih tinggi dari perkiraan dan data sebelumnya, memberikan dukungan bagi minyak setelah data GDP kurang dari perkiraan.

Emas Berjaya Diatas Pelemahan Dollar

Emas naik pada hari Jumat, menuju performa mingguan terbaik sejak akhir Oktober, setelah Fed mensinyalkan kebijakan moneter yang sangat longgar akan terus berlanjut, membuat dollar tertekan dan menurukan biaya kepemilikan emas.

Harga perak dan platinum juga menuju performa bulanan terbaik dalam 9 bulan dan 4 tahun masing-masing di bulan Januari, mengikuti kenaikan pada emas, bursa saham, dan komoditas lainnya.

"Pengumuman dari Fed yang menyatakan akan menahan tingkat suku bunga rendah hingga 2014 jelas belum diantisipasi pasar," ucap Anne-Laure Tremblay analis BNP Paribas. "Tingkat suku bunga AS sesungguhnya mungkin akan terus negatif dalam 2 tahun kedepan, dan itu mendukung harga emas."

Jumat, 27 Januari 2012

Data Ekonomi AS Batasi Gain Minyak

Harga minyak naik pada hari Kamis seiring pelemahan dollar memicu selera resiko investor sehari setelah Federal Reserve AS berjanji untuk menahan tingkat suku bunga tetap rendah hingga 2014 dan meningkatkan ekspektasi untuk stimulus ekonomi tambahan.

Data ekonomi AS yang mix membatasi gain minyak. Jumlah pesanan baru untuk barang manufaktur naik di bulan Desember, sementara jumlah klaim penangguran sedikit naik dan penjualan rumah turun diluar dugaan.

Outlook untuk suplai minyak juga membatasi kenaikan harga minyak. Minyak tambahan dari Arab Saudi, Irak, dan Libya akan dapat menutupi kekurangan minyak dari Iran akibat sanksi atas program nuklir milik Teheran.

"Minyak diminati sebagai aset beresiko setelah janji FOMC atas suku bunga rendah hingga akhir 2014, namun produksi minyak Libya dilaporkan mencapai 1.3 juta barel per hari, pulih lebih cepat dair perkiraan dan mungkin akan menambah surplus suplai dan permintaan pada semester pertama tahun 2012," ucap Tim Evans, analis energi pada Citi Futures Perspective di New York.