Jumat, 02 Desember 2011

Minyak Merosot Ke Dekat Level $100

Harga minyak mentah tergelincir untuk ditutup dekat level $100 per barel pada hari Kamis meski data sektor manufaktur AS lebih bagus dari perkiraan, sementara Goldman Sachs memperingatkan kemungkinan penurunan taham tingkat permintaan seiring sinyal melambatnya ekonomi Eropa.

Kecemasan mengenai penurunan jumlah suplai minyak dari Iran mereda seiring menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui perlunya sanksi baru untuk Iran, namun tidak mengikutsertakan larangan impor minyak.

"Data ISM lebih baik dari perkiraan, dan juga sejumlah kejutan positif pada indikator aktivitas ekonomi AS seperti Chicago Fed survey, memberikan dukungan bagi harga minyak mentah," ucap Harry Tchilinguirian, kepala strategis pasar komoditas pada BNP Paribas.

Namun ia mengatakan gain pada harga minyak akan terbatasi oleh data tenaga kerja AS yang dirilis hari Kamis. Kecemasan terhadap tingkat permintaan minyak juga meningkat oleh tanda melambatnya perekonomian Cina, konsumen energi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Emas Lepas Dari Level Tinggi 2 Pekan

Emas melaju ke level paling tinggi dalam 2 pekan sebelum ditutup turun pada hari Kamis, setelah langkah yang dikoordinasi oleh bank sentral besar dunia untuk membantu pasar hutang dan mencegah kerusahan sistem keuangan global membuat investor optimis untuk melepas mata uang.

"Aksi bank sentral ini memukul mata uang terutama dollar dan membantu emas menembus ke atas resisten pada $1,680-1,720," ucap Ole Hansen manajer senior Saxo Bank.

"$1,800 adalah titik pemberhentian berikutnya untuk jangka panjang namun masih belum banyak yang mempercayai bahwa rally pada euro lebih dari sekedar aksi," ucapnya, menambahkan bahwa harga akan stabil pada level tinggi ini seiring melemahnya dollar, sebelum mencoba mendorong naik.

Kamis, 01 Desember 2011

Minyak Melonjak Meski Suplai Bertambah

Harga minyak melonjak naik pada hari Rabu, pasca langkah dari sejumlah bank sentral untuk mengurangi tekanan pada pasar keuangan global dan kendati laporan menunjukkan kenaikan pada suplai minyak mentah AS.

Laporan mingguan dari EIA menunjukkan suplai minyak mentah AS bertambah sebanyak 3.9 juta barel, atau 1.2%, menjadi 334.7 juta barel, yang mana 6.9% di bawah level tahun lalu. Sementara, langkah Cina untuk memangkas syarat permodalan juga mendukung harga minyak, dan data tenaga kerja AS yang lebih baik dari perkiraan menambah sentimen bullish.

"Dollar akan melemah jika investor beralih dari obligasi menuju aset beresiko, dan yang terjadi hari ini adalah pulihnya selera resiko investor," ucap Gareth Lewis- Davies, strategis minyak dan komoditas BNP Paribas. "Investor sedang mengalihkan dana dari obligasi AS yang notabene adalah safe haven, menuju ke brusa saham dan komoditas."

Aksi Bank Sentral Lambungkan Emas

Emas naik ke level tinggi dalam hampir selama 2 pekan pada hari Rabu, setelah sejumlah bank sentral besar mengumumkan langkah yang telah dikoordinasi untuk menghindari kekurangan likuiditas global, dan dollar melemah.

Bank sentral dari negara-negara besar dunia, termasuk Federal Reserve dan European Central Bank, mengatakan mereka setuju untuk menurunkan biaya swap dollar sebanyak 50 basis poin.

Emas memulihkan penurunan sebelumnya pasca Cina memangkas rasio modal perbankan bank komersil untuk pertama kalinya dalam hampir 3 tahun. Data AS yang menunjukkan pekerjaan sektor swasta bertambah di bulan November juga memicu selera resiko pasa.

"Dalam beberapa pekan terakhir emas seperti aset beresiko, dan bursa saham serta komditas pun naik,'' ucap Daniel Briesemann analis Commerzbank. "Kita telah melihat fenomena itu sejak penurunan besar-besaran pada harga emas di bulan September, ada korelasi yang kuat antara emas dan bursa saham.''